Oh ya lupa terus belum posting resep petulo yang telah dicoba bulan lalu,bikin jajanan ini gara-gara kangen banget sama makanan di Banyuwangi, biasanya petulo hadir dalam selama bulan ramadhan saja, hiks..sudah 5 tahun tidak bisa makan jajanan ini. selain petulo dari tepung beras biasanya ada prtulo dari pisang. Maknyuss deh.., Ada satu jajanan lagi yang kangen banget dari Banyuwangi yaitu lak-lak, penamakannya sih mirip sama surabi tapi beda di rasa entahlah resepnya bagaimana. Titik-titik kambingpun juga jajanan yang paling favorit hiks tapi dimana ya ada yang jual disini :(.
Ya sudahlah kembali lagi ke resep petulo saja, dari bahan-bahan nya sederhana, seperti biasa jajanan tradisional tidak membutuhkan bahan yang macam-macam namun cukup susah ternyata klo di praktekkan, ada semacam tips2 khusus, nah itu yang bikin malas membuat jajanan transdisional. Hihihi...
Dari bahan sederhana ini yang susah adalah saat mencetaknya, Ya Allah butuh perjuangan, mungkin saya ada salah takaran dalam mebuatnya, hasilnya pun masih berbeda dari petulo yang ada di Banyuwangi, namun begitu sudah bisa mengobati rasa kangenku akan makanan ini. Lain kali harus belajar dari penjual petulonya ya hahaha...kira-kira apa mau ngajarin :D
Baiklah langsung saja ya ke resepnya, saya menyadurnya dari majalah Femina ^_^
Petulo:
- 250 g tepung beras, ayak
- 300 ml santan dari ¼ butir kelapa parut
- 1 sdt garam
- 4 lembar daun pandan, simpulkan
- 50 g tepung kanji, ayak
- ½ sdt pewarna hijau makanan
- ½ sdt pewarna merah muda makanan
- Kuah:
- 1½ L santan encer dari 1 butir kelapa parut
- 3 lembar daun pandan, simpulkan
- 200 g gula pasir
- 1 sdt garam
- 5 cm jahe emprit, memarkan
Cara Membuat:
- Petulo: Kukus tepung beras selama 20 menit dalam dandang panas. Angkat. Sisihkan.
- Didihkan santan bersama garam dan daun pandan, angkat. Sisihkan daun pandan.
- Tuang ke dalam tepung beras kukus, sambil aduk rata hingga agak dingin. Tambahkan tepung kanji, aduk cepat hingga rata.
- Bagi adonan menjadi 2 bagian, tambahkan masing-masing dengan pewarna hijau dan merah muda. Uleni hingga rata.
- Masukkan ke dalam cetakan putu mayang, tekan hingga adonan berbentuk mi, gulung. Lakukan hingga adonan habis.
- Kukus dalam dandang panas selama 25 menit hingga matang. Angkat. Sisihkan.
- Kuah: Didihkan santan bersama daun pandan, gula pasir, garam, dan jahe. Aduk rata perlahan agar santan tidak pecah. Angkat.
- Penyajian: Susun ketan, kacang hijau, biji delima, roti tawar, dan petulo dalam mangkuk saji. Tuangi dengan kuah santan.
Comments